Banyak orang yang bilang, kejadian besok akan terjadi seperti Mei '98.
Tapi menurut gw beda lah.. Pasti gak sama..
Secara latar belakang jelas berbeda. Mei '98 itu mahasiswa yang beraksi, sedangkan yang besok itu sekelompok orang dari luar Jakarta yang bakal rameinnya. Mereka gak ngerti dan gak mau buka mata terhadap rekam jejak. Pertanyaan mengapa mereka "outsource" pasukan (nasi bungkus) dari luar muncul di otak gw. Kenapa mereka harus outsource? Jawabannya ya karena orang Jakarta sudah puas dengan kinerja Ahok, dan males gituan. Mereka sudah pintar lah.
Kuasa pendidikan (mahasiswa) jauh lebih kuat daripada kuasa "agalitik" (agama yang ditunggangi politik). Karena selagi ada uang, disitu ada tenaga, kalau uang habis, mereka tidur. Ada perbedaan kualitas yang tidak bisa dibandingkan antara agama dengan idealisme mahasiswa. Idealisme mahasiswa ga bisa dibayar sama uang. Idealisme mahasiswa hanya bisa dibayar dengan darah.
Hal yang lebih berpotensi itu, mahasiswa yang ngerti agama dan dapat paham agama tertentu. Mereka akan jadi ujung tombak yang bisa membelah sejarah. Paham apa yang dianut sekelompok mahasiswa, itu yang jadi darah yang mendidih dan mengalir di tubuh mereka. Problemnya paham apa yang diisi di otak mereka. Syukur lah dengan diundangnya cendikiawan agama ke Istana Presiden, kita tahu bahwa mereka ini ada di sisi NKRI yang merupakan harga mati.
Jadi, jangan kuatir lah untuk acara besok. Mereka bukan cendikiawan kok. Mereka dari luar, mereka cm besok aja. Gak ada dampak yang besar banget lah yang terjadi. Paling banter gedung, sampah, dan taman yang rusak. NKRI gak akan rusak.
HY
The Story
We can't read our future, but all of us can read our past.
Thursday, November 3, 2016
Monday, September 26, 2016
#1 Anies - Analisa Singkat Tentang Pilkada DKI 2017-2022
Analisa setelah baca buku Screwtape Letternya CS Lewis tentang polemik calon gubernur DKI..
Selama Anies jadi Mendikbud, Anies banyak memengaruhi orang-orang penting dan anak muda yang punya banyak simpatisan mereka, contohnya:
1. Edward Suhadi - professional photographer, udah 15-20 tahunan bergelut n punya banyak cabang, mulai dari nol.
2. Ainun Najib - penggagas hackhaton merdeka, lomba bikin software dalam negeri utk pantau pemilu, harga sembako, dll
3. Panji Pragiwaksono - komika yang sekarang mulai bergelut di bidang politik,
4. Ernest Prakasa - komika keturunan tionghoa yang gak suka kekerasan di dalam pendidikan dan paling vokal mendukung hak anak yg ga boleh dipukul (yang ini masih harus diconfirm lagi)
5. Hans Yulizar Sebastian - gak perlu dijelaskan lagi saking terkenalnya.. :v
Maka tidak heran jabatan mendikbud 1,5 tahunnya memang gak ada bentuk nyata di kurikulumnya. Dia main belakang, maka waktunya Anies banyak utk menggalang kaum muda untuk nyapres 2019/ 2024..
Analisa gw: Waktu ditengking dari mendikbud, dia putus asa jadi presiden. Eh belakangan ini lagi ada hal-hal yang begini, dia ditawarin oleh sosok yang gemuk, lucu dan seperti pasukan berkuda, untuk menjadi gubernur (sesuatu yg lebih kecil dan lebih mungkin dikerjakan). Hasrat rakus Anies dikorek lagi seperti borok, nikmat banget seperti garuk-garuk luka yang sudah kering.
Kemungkinan besar jika Anies jadi gubernur, dia akan pasif juga seperti terdahulunya, karena hasratnya bukan jadi gubernur, namun presiden.
Ujung2nya mgkn bukan Anies yang dicocok hidungnya, namun dia bisa jadi orang yang menunggangi partai.
*bis baca Screwtape Letter C.S. Lewis dan bikin gw berpikir lebih keras lagi tentang bgmn strategi iblis
Labels:
Christian,
ethics,
God,
Indonesia,
National,
nationalism,
perspective,
politic,
reflection,
social
Wednesday, March 23, 2016
Kisah PLAT KUNING (K) vs PLAT HITAM (H) di hadapan Ibu Guru (IG)
Setelah saya ngobrol-ngobrol singkat dengan rekan kerja senior mengenai apa yang terjadi kemarin di Ibukota tercinta.. Saya terinspirasi untuk membuat cerita. Mungkin cerita ini bukan cerita yang bagus, namun cerita ini langsung saya buat karena saya sangat terinspirasi dengan analogi sederhana yang mendalam.. Silakan dinikmati...
Kisah:
K: Bu guru! Bu guru! Hitam nakal Bu! Tuh liat aja dia ke sekolah pake baju bebas! Keluarkan dia dari sekolah!
IG: Oh ya? Mana orangnya? (sambil menyeret-nyeret Hitam)
K: Ini bu orangnya!
IG: Kuning! Mana segaramnya? Kamu tahu kamu lagi dimana?
H: Di sekolah Bu..
IG: Kamu tahu peraturannya kalau baju harus segaram! Mana segarammu?!
H: Saya belum ada Bu, ribet urusnya, aku beli di Koperasi disuruhnya ribet Bu.
IG: Wah nanti saya coba atur dengan Koperasi.
(IG berjalan ke koperasi)
IG: Koperasi, apa betul Hitam pernah ingin beli baju seragam?
Koperasi: Iya bu namun requestnya tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
IG: Aturan apa itu?
Koperasi: Hmm... itu loh bu... Dia tidak bawa cukup uang...hmm… iya bu! Betul dia tidak cukup uang..
IG: Memang bajunya berapa harganya?
Koperasi: Hmm... Ini bu sebentar saya liat dulu (Sambil ga jelas mengalihkan)... Ini bu.. 100 juta Bu....
IG: Gila kamu! Masak seragam 100 juta! Dimana-mana paling mahal 100ribu!
Koperasi: Ok bu... ok baik baik saya akan atur...
IG: Atur ndasmu! Sini saya beli 100ribu!
(akhirnya IG membeli dan memberikannya ke Hitam)
IG: Ini seragammu Hitam, kamu harus bayar saya 100ribu!
H: Baik bu, terima kasih banyak...
K: Ibu pilih kasih!! Sini hitam! Saya bunuh kamu!
*kemudian K memukuli H sampai bonyok di depan teman-temannya, kemudian dilerai oleh security dan IG sendiri.
IG: Kalau masih lanjut begitu, bukan Hitam yang saya keluarkan tapi kamu saya keluarkan, Kuning!
K: maaf bu maaf. Saya kalap..
Dan akhir cerita si K malu dan berkata "kalau begitu kalian teman-teman saya traktir makan deh seharian ini! Sehari aja ya! Gak berkali-kali! Tanpa syarat!"
Kemudian teman-temannya terpilah jadi dua..
Teman yang pintar: "Kok gitu ya berubah drastis.." -- Teman yang melihat lebih tajam mengenai kasus ini
Teman yang bodoh: "Wah saya akan naik! Mumpung gratis!" -- Pasukan nasi bungkus
Analogi-analogi:
Baju bebas: Illegal, tidak sesuai peraturan yang ada
K: Perusahan yang memiliki mental persaingan yang buruk
H: Perusahaan yang menggunakan setiap kesempatan illegal untuk mendapat untung
Koperasi: Anggota anggota pemerintah (kebanyakan sih DPR) yang mau ambil untung secara bodoh
IG: Orang-orang yang berhubungan dengan hukum yang HARUSNYA mengerti regulasi, peraturan, dan grasi.
Teman-teman: masyarakat Jakarta dan sekitarnya..
Traktir sehari: Gratiskan jasa sehari. Hahaha
Refleksi:
Teman macam apakah kita? Bagaimana kita menanggapinya?
Teman bodoh? Atau teman pintar? Pikirkan sendiri dan putuskan sendiri!
Saya percaya pencitraan yang dilakukan perusahaan lama lebih bagus, dan saya sangat tidak yakin supir-supir yang merupakan pekerja (kaum marginal) dapat menginisiasi gerakan sebesar itu. Siapa yang mengumpulkan massa sebanyak itu? Darimana powernya? Bagaimana persuasi mereka? Saya sangat yakin ada oknum penting (bukan orang kecil!) yang ada di balik semua ini.
Kisah:
K: Bu guru! Bu guru! Hitam nakal Bu! Tuh liat aja dia ke sekolah pake baju bebas! Keluarkan dia dari sekolah!
IG: Oh ya? Mana orangnya? (sambil menyeret-nyeret Hitam)
K: Ini bu orangnya!
IG: Kuning! Mana segaramnya? Kamu tahu kamu lagi dimana?
H: Di sekolah Bu..
IG: Kamu tahu peraturannya kalau baju harus segaram! Mana segarammu?!
H: Saya belum ada Bu, ribet urusnya, aku beli di Koperasi disuruhnya ribet Bu.
IG: Wah nanti saya coba atur dengan Koperasi.
(IG berjalan ke koperasi)
IG: Koperasi, apa betul Hitam pernah ingin beli baju seragam?
Koperasi: Iya bu namun requestnya tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
IG: Aturan apa itu?
Koperasi: Hmm... itu loh bu... Dia tidak bawa cukup uang...hmm… iya bu! Betul dia tidak cukup uang..
IG: Memang bajunya berapa harganya?
Koperasi: Hmm... Ini bu sebentar saya liat dulu (Sambil ga jelas mengalihkan)... Ini bu.. 100 juta Bu....
IG: Gila kamu! Masak seragam 100 juta! Dimana-mana paling mahal 100ribu!
Koperasi: Ok bu... ok baik baik saya akan atur...
IG: Atur ndasmu! Sini saya beli 100ribu!
(akhirnya IG membeli dan memberikannya ke Hitam)
IG: Ini seragammu Hitam, kamu harus bayar saya 100ribu!
H: Baik bu, terima kasih banyak...
K: Ibu pilih kasih!! Sini hitam! Saya bunuh kamu!
*kemudian K memukuli H sampai bonyok di depan teman-temannya, kemudian dilerai oleh security dan IG sendiri.
IG: Kalau masih lanjut begitu, bukan Hitam yang saya keluarkan tapi kamu saya keluarkan, Kuning!
K: maaf bu maaf. Saya kalap..
Dan akhir cerita si K malu dan berkata "kalau begitu kalian teman-teman saya traktir makan deh seharian ini! Sehari aja ya! Gak berkali-kali! Tanpa syarat!"
Kemudian teman-temannya terpilah jadi dua..
Teman yang pintar: "Kok gitu ya berubah drastis.." -- Teman yang melihat lebih tajam mengenai kasus ini
Teman yang bodoh: "Wah saya akan naik! Mumpung gratis!" -- Pasukan nasi bungkus
Analogi-analogi:
Baju bebas: Illegal, tidak sesuai peraturan yang ada
K: Perusahan yang memiliki mental persaingan yang buruk
H: Perusahaan yang menggunakan setiap kesempatan illegal untuk mendapat untung
Koperasi: Anggota anggota pemerintah (kebanyakan sih DPR) yang mau ambil untung secara bodoh
IG: Orang-orang yang berhubungan dengan hukum yang HARUSNYA mengerti regulasi, peraturan, dan grasi.
Teman-teman: masyarakat Jakarta dan sekitarnya..
Traktir sehari: Gratiskan jasa sehari. Hahaha
Refleksi:
Teman macam apakah kita? Bagaimana kita menanggapinya?
Teman bodoh? Atau teman pintar? Pikirkan sendiri dan putuskan sendiri!
Saya percaya pencitraan yang dilakukan perusahaan lama lebih bagus, dan saya sangat tidak yakin supir-supir yang merupakan pekerja (kaum marginal) dapat menginisiasi gerakan sebesar itu. Siapa yang mengumpulkan massa sebanyak itu? Darimana powernya? Bagaimana persuasi mereka? Saya sangat yakin ada oknum penting (bukan orang kecil!) yang ada di balik semua ini.
Thursday, December 24, 2015
Christmas Reflection
Sungguh
saya bersyukur karena Tuhan telah dengan aktif membentuk dan mengubah cara
pandang saya, sepanjang saya hidup, khususnya setelah menerima Kristus sebagai
satu-satunya juruselamat yang hidup. Dari berkat, anugerah, dan hukuman yang
Tuhan berikan kepada hambaNya sampai sekarang, saya dipacu untuk maju semakin
mencintai Tuhan dan FirmanNya.
Pada momen Natal, saya meresponi beberapa hal mengenai hidup saya yang sedang saya gumulkan di dalam kehidupan saya ini, meresponi berkat yang selama ini saya dapatkan dari Tuhan yang lahir, hidup, dan memimpin hidup saya sampai sekarang ini.
Pertama,
banyak hal yang menjadikan diriku, sepenuhnya diriku. Merespon kepada hidup di
hadapan Allah, merupakan sebuah keindahan tersendiri bagi diriku. Keindahan
yang saya dapat bukan hanya karena cara pandang saya yang positif, melainkan pembentukan
Tuhan melalui hal-hal yang negative. Saya dibentuk dengan latar belakang yang cenderung
netral, jadi positif ada, negative juga ada. Tidak sedikitpandangan-pandangan
negative yang membentuk saya, baik dari keluarga, gereja, maupun diri saya
sendiri. Namun saya sama sekali tidak keberatan dengan hal itu, bahkan saya
sangat bersyukur bahwa Tuhan memberikan rasa “khawatir”, justru untuk membuat
saya senantiasa berjaga-jaga. Saya tidak percaya “negative” itu berasal pasti
dari Setan. Setan justru seringkali dengan kedok “kesembuhan”, “kekayaan”,
“kesehatan”, dan berbagai hal yang terkesan “positif” membuat kita justru
menjauh dari Tuhan. Namun Tuhan juga memberikan banyak penghiburan kepada saya
melalui hal-hal positif. Bagi saya kedua hal ini Tuhan bisa pakai.
Hal-hal
negative diberikan kepada kita, agar kita senantiasa tidak mencoba untuk
mencari jalan keluar di luar Tuhan, karena seluruhnya yang ada di luar Tuhan
bersifat kekal. Saya tidak akan pernah melihat gaya hidup “positif” menjadi
satu-satunya cara hidup yang terbaik. Toh
Kristus-pun juga pernah kecewa dan kehilangan harapanNya di atas kayu salib,
karena hal-hal negative yang dipikulNya begitu berat. Sampai-sampai Ia
berteriak “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”. Justru
disinilah yang menjadi penghiburan orang Kristen. Bahkan di dalam
pernikahanpun, jika tujuan pernikahan adalah menikah itu sendiri, kita akan
jatuh ke dalam kekecewaan. Di tengah-tengah pandangan negative ini, muncul satu
pengharapan, yaitu sebuah pengertian bahwa pernikahan Kristen adalah sebuah
“organisasi” terkecil yang dipimpin langsung oleh Tuhan. Saya tidak bermaksud
untuk mengatakan “jika saya tempelkan label Kristen, maka semuanya akan
baik-baik saja.”
Namun saya memiliki iman demikian: “Kristus adalah Tuhan yang
menjadi teladan bagi kita, di dalam seluruh kehidupannya, baik pelayanan maupun
penderitaan yang Ia alami. Baik secara positif maupun negative.”
Kedua,
Amanat agung (Mat 28:19-20) bisa dilihat di dalam cara pandang yang
berbeda-beda. Alkitab diturunkan untuk menjadi pedoman hidup. Namun sebelum
menjadi pedoman hidup, pasti ada “langkah-langkah interpretasi” dan
pengejawantahan prinsip kebenaran. Teologi menjadi sarana bagi kita untuk
menafsir Alkitab. Seluruh kewajiban/ perintah yang Tuhan berikan kepada manusia
mutlak harus dikerjakan.
Pertanyaannya:
Dikerjakan bagaimana? Seperti apa bentuknya?
Apa yang menjadi tanggung jawab?
Jawaban
dari ketiga pertanyaan tersebut pasti akan bervariasi di antara setiap orang,
bahkan setiap orang yang di dalam satu gerejapun. Maka hal-hal yang bersifat
prinsip (Amanat Agung) harus dilihat secara prinsip (dikerjakan sedetail
mungkin di dalam konteks masing-masing), dan hal-hal yang bersifat detail,
tidak boleh dijadikan prinsip. Prinsip kebenaran dinyatakan di dalam konteks
yang berbeda-beda bagi setiap orang. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda.
Tuhan mempercayakan setiap orang talenta yang berbeda-beda baik secara jumlah maupun
kemampuan (Mat 25:14-30). Saya yakin jika kita bisa membedakan apa itu
“prinsip” dan “detail”, hidup kita akan terlepas dari sifat “hakim-menghakimi”.
Jack
Handey mengatakan :
"Before you criticize someone, you should walk a mile in their shoes.
That way when you criticize them, you are a mile away from them and you have
their shoes.”
Disini
saya melihat bagaimana orang Kristen harus menjalankan prinsip “mengasihi
sesama seperti mengasihi diri sendiri” di dalam berempati kepada orang lain,
seperti Kristus mengasihi manusia, Ia harus mengorbankan diriNya di atas kayu
salib. Ini adalah empati terbesar dan teragung sepanjang sejarah. Kedatangan
pertama Kristus pada mulanya bukan untuk menghakimi, namun Ia mencari domba
yang hilang, dan mengembalikan domba tersebut kepada Bapa di sorga. Baru
setelah itu, Kristus datang kedua kali untuk menghakimi seluruh dunia. Apakah
kita boleh menghakimi orang/ gereja/ institusi? Boleh, dengan sebuah kerendahan
hati dan memiliki motivasi yang murni di hadapan Tuhan.
Ketiga,
pelayanan dan job, saya tidak bisa
memungkiri bahwa definisi pelayanan dan pekerjaan Alkitabiah dan duniawi berbeda.
Buat saya “segala sesuatu yang dikerjakan seperti untuk Tuhan” adalah
pelayanan. Pekerjaan adalah bagian dari pelayanan. Paulus membuat tenda, itu
merupakan pekerjaan yang dia lakukan untuk mencari nafkah, mencari nafkah juga
untuk dipakai di dalam pekerjaan Tuhan (pelayanan). Saya tidak menemukan
prinsip Alkitabiah mengenai pelayanan dan job
seperti yang dikatakan oleh dunia. Bagi saya, seluruhnya adalah pelayanan.
Mungkin tabel di bawah akan memperjelas definisi pelayanan dan pekerjaan yang
saya miliki.
Pada
akhirnya, tidak ada maksud saya untuk “mengajari”, disini saya memaparkan
kebenaran-kebenaran yang membentuk saya dari saya muda sampai sekarang, dan
yang akan menjadi pedoman yang akan kukembangkan dan lanjutkan di dalam hidupku
ke depan bersama Tuhan. Besar harapanku, agar Saudara/i dapat menerima
“perbedaan pendapat” ini, dan menganggap perbedaan ini sebagai enrichment bagi kita bersama, untuk
kebaikan kita bersama, dan paling utama kita bersama-sama dimampukan oleh Tuhan
untuk meninggikan Tuhan dan memusatkan Kristus di atas seluruh hidup kita,
ketimbang menganggap diri kita ini sebagai “pusat”.
Semoga
Tuhan yang sama yang menciptakan, menebus, dan memelihara kita, memberikan kita
damai sejahtera di dalam menjalankan sisa hidup di depan. Tuhan memberkati.
Sunday, December 13, 2015
Serving and Hearing (1 Samuel 15)
On reading: 1 Sam 15
As a Christians, we tend to think about the dichotomy about serving God and hearing God's Word.
I want to share what I got after I read 1 Samuel 15. The context was taken when Saul thought that he is wise enough to chose his will, when God ask Saul (through Samuel) to destroy all the living beings in Amalek.
Saul thought that he can chose not to obey God's word, and tend to convince God that Saul's option were better than God's.
So do us. We often think that our plan is better than God's everlasting will. The word use to "clean up the Amalekites" in Hebrew is "Haram". The word "Haram" is so familiar in my context living in Indonesia (the world most populous Moslem country in the world). "Haram" means filth, impure, profane.
So many definition of "haram" nowadays. But I'd like to introduce you a Christian point of view of haram. "Haram" is when we try to trim God's divine judgment to us. But as a "smartass" Christians, we'd almost never confess our sin, and try to cover ourselves with "serving".
As the climax of our sinful nature, we may be sound like this: "I served God! I didn't do sin! I don't give what He want, but I give Him what he needs!"
We serve God, and almost always cut of God's word. So much compromises in our life to not obey God's divine judgment to us. We need to re-think what should we do and how should we live, according to His word, without compromise.
Soli Deo Gloria
As a Christians, we tend to think about the dichotomy about serving God and hearing God's Word.
I want to share what I got after I read 1 Samuel 15. The context was taken when Saul thought that he is wise enough to chose his will, when God ask Saul (through Samuel) to destroy all the living beings in Amalek.
Saul thought that he can chose not to obey God's word, and tend to convince God that Saul's option were better than God's.
So do us. We often think that our plan is better than God's everlasting will. The word use to "clean up the Amalekites" in Hebrew is "Haram". The word "Haram" is so familiar in my context living in Indonesia (the world most populous Moslem country in the world). "Haram" means filth, impure, profane.
So many definition of "haram" nowadays. But I'd like to introduce you a Christian point of view of haram. "Haram" is when we try to trim God's divine judgment to us. But as a "smartass" Christians, we'd almost never confess our sin, and try to cover ourselves with "serving".
As the climax of our sinful nature, we may be sound like this: "I served God! I didn't do sin! I don't give what He want, but I give Him what he needs!"
We serve God, and almost always cut of God's word. So much compromises in our life to not obey God's divine judgment to us. We need to re-think what should we do and how should we live, according to His word, without compromise.
Soli Deo Gloria
Wednesday, September 9, 2015
Tuition?
“Banyak orang menganggap pelajaran IPA itu SULIT."
Sebenarnya pelajaran IPA tidak sesulit yang dibayangkan apabila murid dibiasakan memahami tujuan dari materi.
Permasalahannya adalah.....
Kebanyakan sekolah hanya memberikan latihan soal yang terlalu banyak hanya untuk mempersiapkan murid-muridnya menghadapi ulangan, sehingga murid-murid merasa pelajaran IPA nggak ada relevansinya di dalam kehidupan sehari-hari.
Solusinya apa....?
Kami ada solusi untuk mengatasi hal tersebut!”
Mengajar murid dari tingkat SD, SMP, dan SMA
• SD - semua mata pelajaran (fokus Matematika dan IPA)
• SMP - mata pelajaran Matematika dan IPA
• SMA - mata pelajaran Mat, Fisika, Kimia
• Persiapan UN
Kurikulum dan Alokasi waktu....?
• Waktu dan materi ajar disesuaikan dengan kebutuhan murid les (rata-rata 1 – 2 jam sesuai jenjang dan kebutuhan)
• Dalam rangka liburan sekolah, ada paket persiapan untuk masuk SMP/ SMA Nasional+
Tenaga pengajar memiliki pengalaman....?
Sekolah Nasional: SMAK 1 Penabur, IPEKA Tomang, Canisius, Regina Pacis, Santa Maria. (Privat and Kelompok)
Sekolah Internasional: IPEKA Int’l, Tunas Muda, Gandhi Memorial Int’l, Morning Star Academy. (Private and Group)
Murid akan diajarkan metode ”mind-mapping” di dalam setiap pemahaman materi IPA (Mat, Fisika, dan Kimia). Tujuan”mind-mapping” adalah agar murid dapat melihat integrasi antar materi yang diajarkan, dan murid tidak kaget menghadapi Ujian Sekolah yang menuntut pemahaman satu semester (bahkan satu tahun).
*Jika murid ingin masuk ke SMP/ SMA unggulan, murid akan dipersiapkan soal dan latihan-latihan yang sudah disiapkan di dalam bentuk modul.
Hubungi:
Hans. Y. S. (WA/SMS/Call 0812.9452.0000)
Thursday, June 25, 2015
KIN 2015 Bagi Remaja dan Pemuda
KIN 2015 Bagi Remaja dan Pemuda
Hidup manusia terdiri atas beberapa masa: balita, kanak-kanak, remaja, pemuda, dewasa, dan lanjut usia. Masa manakah yang paling penting? Penilaian bisa berbeda-beda; masa dewasa adalah masa yang penting untuk berkarier dan bersumbangsih dalam pekerjaan, sedangkan pengalaman paling banyak berada pada usia lanjut.
Jikalau dilihat dari segi pengaruh dan penanaman fondasi untuk nilai hidup, usia remaja dan pemuda merupakan masa yang paling penting, karena di dalam masa inilah kejernihan pikiran dan ingatan manusia memungkinkannya melakukan berbagai pembelajaran dan studi yang sulit, kekuatan fisiknya memampukannya meraih prestasi dalam bidang olahraga. Pada masa ini juga manusia mulai memikirkan keperluan untuk mempunyai pasangan hidup dan berkeluarga.
Karena itulah masa remaja dan pemuda menjadi tempat perebutan antara kebenaran dan kejahatan, antara kesucian dan kenajisan, antara Tuhan dan setan. Tuhan mau manusia mengingat Dia sejak muda, mengisi hidup masa mudanya dengan sebanyak mungkin kebenaran firman Tuhan demi pembentukan karakter yang bernilai.
Di pihak lain, setan juga ingin memakai orang muda menjadi alatnya, menjadi orang yang rusak, penuh dengan pikiran jahat, dan merusak orang lain. Oleh karena itu, Konvensi Injil Nasional bagi Remaja/Pemuda dan Mahasiswa mempunyai signifikansi dan kepentingan yang tidak bisa diabaikan. Jikalau di dalam masa remaja dan pemuda manusia mempunyai arah yang benar, seumur hidupnya akan berjalan dalam perlindungan kebenaran dan pimpinan Tuhan, sebaliknya jika di dalam masa ini manusia mengambil pilihan yang salah, kehidupannya mungkin hancur untuk selama-lamanya.
Maka dengan pimpinan dan gerakan Roh Kudus, Tuhan memberikan beban kepada STEMI dan seluruh panitia untuk mengadakan Konvensi Injil Nasional bagi para remaja dan pemuda, demi membentuk karakter, mengisi pengertian kebenaran, menegakkan iman, serta mengarahkan moral dan pelayanan untuk memuliakan nama Tuhan.
Kiranya Tuhan memberkati KIN 2015 dan membersihkan hati kita, memberikan kekuatan pada kita untuk menjadi umat-Nya yang setia dan menjadi orang yang bersumbangsih bagi seluruh umat manusia.
Segala kemuliaan bagi Tuhan untuk selama-lamanya!
Pdt. Dr. Stephen Tong dan rekan-rekan
sepanggilan dalam pengabaran Injil
source: www.kin.stemi.ws
Bagaimana cara saya hadir?
Silakan teman-teman hadir di RMCI yang beralamat di Jalan Industri blok B 14 Kav. 1 Kemayoran, Jakarta Pusat pk 19.00 untuk mengikuti sesi Pleno yang dibawakan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong secara gratis! Jika teman-teman ingin mengikuti sesi harian juga bisa dengan mendaftarkan diri di konter yang sudah disediakan setiap paginya!
Saya ada di luar kota, tidak mungkin untuk mengikuti sesi di Jakarta, apakah ada solusi mendengarkan firman Tuhan?
Tidak perlu khawatir! Sesi malam Pak Tong (Kamis 25 dan Jumat 26 Mei), pk 19.00 WIB) dan KKR Remaja (Sabtu 27 Mei, pk 16.00 WIB) akan di tayang secara LIVE di Reformed 21! Kami menyiapkan siaran langsungnya! Untuk selengkapnya bisa lihat pada gambar di bawah ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)