Setelah saya ngobrol-ngobrol singkat dengan rekan kerja senior mengenai apa yang terjadi kemarin di Ibukota tercinta.. Saya terinspirasi untuk membuat cerita. Mungkin cerita ini bukan cerita yang bagus, namun cerita ini langsung saya buat karena saya sangat terinspirasi dengan analogi sederhana yang mendalam.. Silakan dinikmati...
Kisah:
K: Bu guru! Bu guru! Hitam nakal Bu! Tuh liat aja dia ke sekolah pake baju bebas! Keluarkan dia dari sekolah!
IG: Oh ya? Mana orangnya? (sambil menyeret-nyeret Hitam)
K: Ini bu orangnya!
IG: Kuning! Mana segaramnya? Kamu tahu kamu lagi dimana?
H: Di sekolah Bu..
IG: Kamu tahu peraturannya kalau baju harus segaram! Mana segarammu?!
H: Saya belum ada Bu, ribet urusnya, aku beli di Koperasi disuruhnya ribet Bu.
IG: Wah nanti saya coba atur dengan Koperasi.
(IG berjalan ke koperasi)
IG: Koperasi, apa betul Hitam pernah ingin beli baju seragam?
Koperasi: Iya bu namun requestnya tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
IG: Aturan apa itu?
Koperasi: Hmm... itu loh bu... Dia tidak bawa cukup uang...hmm… iya bu! Betul dia tidak cukup uang..
IG: Memang bajunya berapa harganya?
Koperasi: Hmm... Ini bu sebentar saya liat dulu (Sambil ga jelas mengalihkan)... Ini bu.. 100 juta Bu....
IG: Gila kamu! Masak seragam 100 juta! Dimana-mana paling mahal 100ribu!
Koperasi: Ok bu... ok baik baik saya akan atur...
IG: Atur ndasmu! Sini saya beli 100ribu!
(akhirnya IG membeli dan memberikannya ke Hitam)
IG: Ini seragammu Hitam, kamu harus bayar saya 100ribu!
H: Baik bu, terima kasih banyak...
K: Ibu pilih kasih!! Sini hitam! Saya bunuh kamu!
*kemudian K memukuli H sampai bonyok di depan teman-temannya, kemudian dilerai oleh security dan IG sendiri.
IG: Kalau masih lanjut begitu, bukan Hitam yang saya keluarkan tapi kamu saya keluarkan, Kuning!
K: maaf bu maaf. Saya kalap..
Dan akhir cerita si K malu dan berkata "kalau begitu kalian teman-teman saya traktir makan deh seharian ini! Sehari aja ya! Gak berkali-kali! Tanpa syarat!"
Kemudian teman-temannya terpilah jadi dua..
Teman yang pintar: "Kok gitu ya berubah drastis.." -- Teman yang melihat lebih tajam mengenai kasus ini
Teman yang bodoh: "Wah saya akan naik! Mumpung gratis!" -- Pasukan nasi bungkus
Analogi-analogi:
Baju bebas: Illegal, tidak sesuai peraturan yang ada
K: Perusahan yang memiliki mental persaingan yang buruk
H: Perusahaan yang menggunakan setiap kesempatan illegal untuk mendapat untung
Koperasi: Anggota anggota pemerintah (kebanyakan sih DPR) yang mau ambil untung secara bodoh
IG: Orang-orang yang berhubungan dengan hukum yang HARUSNYA mengerti regulasi, peraturan, dan grasi.
Teman-teman: masyarakat Jakarta dan sekitarnya..
Traktir sehari: Gratiskan jasa sehari. Hahaha
Refleksi:
Teman macam apakah kita? Bagaimana kita menanggapinya?
Teman bodoh? Atau teman pintar? Pikirkan sendiri dan putuskan sendiri!
Saya percaya pencitraan yang dilakukan perusahaan lama lebih bagus, dan saya sangat tidak yakin supir-supir yang merupakan pekerja (kaum marginal) dapat menginisiasi gerakan sebesar itu. Siapa yang mengumpulkan massa sebanyak itu? Darimana powernya? Bagaimana persuasi mereka? Saya sangat yakin ada oknum penting (bukan orang kecil!) yang ada di balik semua ini.
Kisah:
K: Bu guru! Bu guru! Hitam nakal Bu! Tuh liat aja dia ke sekolah pake baju bebas! Keluarkan dia dari sekolah!
IG: Oh ya? Mana orangnya? (sambil menyeret-nyeret Hitam)
K: Ini bu orangnya!
IG: Kuning! Mana segaramnya? Kamu tahu kamu lagi dimana?
H: Di sekolah Bu..
IG: Kamu tahu peraturannya kalau baju harus segaram! Mana segarammu?!
H: Saya belum ada Bu, ribet urusnya, aku beli di Koperasi disuruhnya ribet Bu.
IG: Wah nanti saya coba atur dengan Koperasi.
(IG berjalan ke koperasi)
IG: Koperasi, apa betul Hitam pernah ingin beli baju seragam?
Koperasi: Iya bu namun requestnya tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
IG: Aturan apa itu?
Koperasi: Hmm... itu loh bu... Dia tidak bawa cukup uang...hmm… iya bu! Betul dia tidak cukup uang..
IG: Memang bajunya berapa harganya?
Koperasi: Hmm... Ini bu sebentar saya liat dulu (Sambil ga jelas mengalihkan)... Ini bu.. 100 juta Bu....
IG: Gila kamu! Masak seragam 100 juta! Dimana-mana paling mahal 100ribu!
Koperasi: Ok bu... ok baik baik saya akan atur...
IG: Atur ndasmu! Sini saya beli 100ribu!
(akhirnya IG membeli dan memberikannya ke Hitam)
IG: Ini seragammu Hitam, kamu harus bayar saya 100ribu!
H: Baik bu, terima kasih banyak...
K: Ibu pilih kasih!! Sini hitam! Saya bunuh kamu!
*kemudian K memukuli H sampai bonyok di depan teman-temannya, kemudian dilerai oleh security dan IG sendiri.
IG: Kalau masih lanjut begitu, bukan Hitam yang saya keluarkan tapi kamu saya keluarkan, Kuning!
K: maaf bu maaf. Saya kalap..
Dan akhir cerita si K malu dan berkata "kalau begitu kalian teman-teman saya traktir makan deh seharian ini! Sehari aja ya! Gak berkali-kali! Tanpa syarat!"
Kemudian teman-temannya terpilah jadi dua..
Teman yang pintar: "Kok gitu ya berubah drastis.." -- Teman yang melihat lebih tajam mengenai kasus ini
Teman yang bodoh: "Wah saya akan naik! Mumpung gratis!" -- Pasukan nasi bungkus
Analogi-analogi:
Baju bebas: Illegal, tidak sesuai peraturan yang ada
K: Perusahan yang memiliki mental persaingan yang buruk
H: Perusahaan yang menggunakan setiap kesempatan illegal untuk mendapat untung
Koperasi: Anggota anggota pemerintah (kebanyakan sih DPR) yang mau ambil untung secara bodoh
IG: Orang-orang yang berhubungan dengan hukum yang HARUSNYA mengerti regulasi, peraturan, dan grasi.
Teman-teman: masyarakat Jakarta dan sekitarnya..
Traktir sehari: Gratiskan jasa sehari. Hahaha
Refleksi:
Teman macam apakah kita? Bagaimana kita menanggapinya?
Teman bodoh? Atau teman pintar? Pikirkan sendiri dan putuskan sendiri!
Saya percaya pencitraan yang dilakukan perusahaan lama lebih bagus, dan saya sangat tidak yakin supir-supir yang merupakan pekerja (kaum marginal) dapat menginisiasi gerakan sebesar itu. Siapa yang mengumpulkan massa sebanyak itu? Darimana powernya? Bagaimana persuasi mereka? Saya sangat yakin ada oknum penting (bukan orang kecil!) yang ada di balik semua ini.